Muratara, Beritabicara.com – Ratusan Eks buruh PT Bara Sentosa Lestari (BSL) asal warga Desa Belani melakukan aksi demontrasi di balai Desa Belani, Kecamatan Rawas ilir, Kabupaten Musirawas utara (Muratara), Provinsi sumatera selatan Rabu 09 April 2025 pukul 10:30 wib siang.
Demontrasi tersebut menuntut Dirut PT.Bara Sentosa Lestari (BSL) Herbin Sitorus dan PT.Petrosea, harus selesaikan masalah mengenai proritaskan memperkerjakan 45% tenaga kerja lokal ring 1 asli desa belani dari total 60% sesuai edaran bupati Muratara.
Baca Juga:
Tingkatkan Ketahanan Pangan, Bupati Muratara Panen Raya Padi di Bukit Langkap
Laporan Tak Digubris, Kuasa Hukum Korban Penganiayaan Minta Kejelasan Polres Muratara
Pemuda Remban Sebut Kapolres Muratara Tidak Transparan Soal Kasus Ijazah Palsu Kepala Desa Remban
Dan setiap bekerja yang masuk area desa belani wajib di ketahui pemerintah Desa dan harus memiliki rekomendasi dari pemerintah desa, guna menjamin dan mengontrol setiap pekerja dari luar yang masuk di desa belani betul-betul pekerjaan yang tidak bisa lagi di kerjakan oleh masyarakat belani.
“Karena kami tidak ingin di desa belani terjadi seperti di desa Fatufia Kabupaten Morowali yang mana banyak pekerja dari luar termasuk pekerja asing yang mambuat masyarakat desa tersebut tidak mendapat untuk bekerja,” kata Maryono selaku kordinator aksi.
Ia mengatakan adanya demo Eks buruh PT.BSL asal desa belani kecamatan rawas ilir, di ibaratkan pepatah “berat sama di pikul ringan sama di jinjing”.
Menurutnya apapun kondisi hari ini kami meminta dan mengiginkan pemerintah bisa memberi fasilitas pertemuan atara pemerintah desa belani dengan PT.BSL, dan PT Petrosea, karena masyarakat belani sudah resah dengan kelakuan serta kebijakanya.
“Seharusnya merekrut pekerja asal muratara, terutama warga desa Belani, ini yang membuat kami tidak sabar dan melakukan aksi demo,” ujarnya.
Harapan mereka masalah ini harus di perjelas, dan pemerintah bisa mengundang pihak PT.BSL dan pihak PT. Petrosea supaya bisa buka ruang pertemuan tentang menyelesaikan masalah ini.
“Dan keyakinan saya yang mewakili masyarakat Desa belani kecamatan rawas ilir, mudah-mudahan akan ada titik terang untuk menangapi aspirasi masyarakat, karena kita harus mempercayai pemerintah Muratara, apa lagi bapak bupati kita putra asli Desa belani,” kata Maryono.
Sementara itu Bupati H Devi Suhartoni selaku penengah dan mewakili Pemerintah kabupaten musirawas utara yang turun langsung Menjelaskan bahwa Kades sudah ditegaskan, sebagai putra asli desa belani demi allah ketika melihat masyarakat muratara tidak bekerja hati ia sangat miris, tapi di sisi lain kita harus paham tidak semua harus di terima bekerja.
“Menangapi demo seperti ini saya tidak heran lagi, karena puluhan tahun saya bekerja di pertambangan di kalimantan tuntutannya hampir sama yang diingginkan masyarakat, seperti hutang piutang wajib di bayar oleh perusahaan dan pekerja yang diberhentikan harus bekerja lagi,” kata Bupati.
Menurutnya dengan melakukan hal semacam marah-marah apakah perusahaan tambang akan tutup? tentu saja tidak, karena dasarnya negara ada aturannya sendiri.
Setelah mendengarkan langsung aspirasi Eks Buruh PT BSL asli warga Desa belani ini, selaku mewakili pemerintah Muratara dan juga putra asli Desa Belani, selanjutnya akan mengambil alih untuk menyelesaikan permasalahan antara warga desa belani dengan PT BSL dan PT Petrosea.
“Intinya masyarakat harus tetap bersabar dan besok kamis tanggal 10 April 2025 akan saya panggil pihak PT BSL dan PT Petrosea dengan harapan masalah ini bisa diselesaikan secara damai,” kata Bupati Muratara H Devi Suhartoni.(*)
Reporter: Rian

